Pusaka tindih dhapur Wedhung Tungkul/ Bongkok.
( dalam bahasa Kawi/ Jawa Kuna, tungkul berarti menekuk )
Temuan Sungai Brantas. Otentik.
Secara umum kondisi masih utuh dan kokoh.
Pasikutan prigel (tangkas).
Pamor kelengan/ pengawak waja, teteapi sedikit terdapat pamor sawethune
bercak-bercak iron carbide pada beberapa bagian wilah.
Postur ukuran tidak seberapa besar, tetapi tampak gagah.
Wedhung tungkul ini sekilas bentuknya mirip Pedang Larbango tetapi kecil,
berfungsi sebagai senjata tikam seperti jalak dan bethok.
Terdapat odho-odho sepanjang wilahnya.
Kruwingannya dangkal, mengapit odho-odho.
Selain kruwingan juga terdapat punggung / bagian tumpul.
Bilah lebar nggodhong pohung ( gembung daun singkong ).
Tidak hanya memiliki satu sisi tajam bagian bawah seperti wedhung umumnya, wedung bongkok ini memiliki dua sisi tajam atas dan bawah.
Sepanjang bagian bawah adalah sisi tajam.
Sedangkan bagian atas, sisi tajamnya berhenti di punggung yang majal / tidak tajam.
Pada bagian pangkal sor-soran sudah terdapat gonjo atau handguard berbentuk oval ( gonjo kedawung = bentuk mirip biji kedawung ).
Gonjo dan methuknya iras, yaitu satu kesatuan dengan wilah dan pesi.
Pesi persegi dengan posisi tepat di tengah gonjo.
Panjang total dengan pesi: 19cm.
Bukti referensi pusaka wedhung tungkul ada pada salahsatu arca yang tersimpan di
museum, kemungkinan arca seorang resi.
Pusaka disandangkan warangka untuk diselip di pinggang kiri, atau dipakai nganggar di paha kiri.
Danganan/ deder bentuk belimbingan, dengan ornamen prodo (bukan cat emas)
dan memakai selut tulang berornamen logam motif sulur.
Tangguh estimasi Singhasari.
Telah berpindah status kepemilikan
VIDEO KONDISI KOTOR & MEWARANGI