Pusaka tindih dhapur Bethok - tegak
Temuan Sungai Brantas. Otentik.
Jenis bethok tegak seperti ini umumnya juga disebut bethok Hindu atau betok medhang.
Dengan ciri khas wilah hampir tegak dan posisi pesi tepat di tengah sor-soran.
Rancang bangun wilah hampir tegak lurus terhadap garis gonjo, tetapi sesungguhnya masih sedikit menunduk condong leleh ke depan.
Pasikutannya prigel, tangkas taktis dan ringan.
Secara umum, keadaan masih utuh, dari ujung landhep sampai pesinya.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak ngunthukcacing.
Materi keras padat dan kokoh, dan sangat ringan.
Tipikal baja berkarbon tinggi, tidak mudah bengkok permanen, melainkan akan pecah dan patah jika dipaksa dibengkokkan.
Pamor keleng sawethune ,
sesungguhnya bukan murni pamor, tetapi terbentuk dari bercak iron carbide hasil teknik kuno penyaduran baja seperti halnya baja wootz yang dikenal dengan istilah besi hurab di Jawa.
Wilah pipih lebar proporsional.
Bagian tengah terdapat odho-odho menyiku tegas.
Walaupun tepi terkorosi, masih dapat kita amati bahwa ia memiliki ricikan gusen pada bagian tepinya.
Gandhiknya kecil dan pendek, dan tegak.
Sirah cecak kecil, dengan perut gonjo sedikit melebar.
Buntut cecak nya kotak.
Pesi persegi, bagian ujungnya terkorosi.
Walaupun pesinya tersisa agak pendek, tetapi tetap kokoh, taktis dan enak dipegang; dengan deder yang berlubang presisi. (lihat video)
Panjang total 20cm.
Pusaka sudah dibuatkan warangka sandang walikat dengan ornamen bergaya enamel kombinasi logam, bermotif stilasi bunga pada megamendung.
*) ragam hias enamel banyak digunakan pada senjata di abad pertengahan, seperti di era Damaskus, Ottoman Turki, Kekaisaran Cina, Eropa, dan India.
Deder kayu pelet sembur dengan selut tulang berornamen logam.
Dimaharkan sesuai keadaan aslinya, tidak diubah bentuk/ ditempa ulang (diowah), tidak dilaras, karena nilai keaslian dan kelangkaannya semakin tinggi, semakin indah dan bernilai utk dikoleksi.
Tangguh estimasi era Medhang Sindok/ Medang Jatim.
Telah berpindah status kepemilikan.
Video: