Senin, 18 November 2024

X 25 Nov/ Jaran Guyang

 
Pusaka dhapur Jaran Guyag luk 7
Pasikutan wingit semu prigel (tangkas)
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak garing dengan warna besi kebiruan khas majapahit.
Menancapnya pamor pandhes.
Pamornya pulo tirto, ceprit-ceprit khas Majapahit.
Terdapat pamor nunggaksemi pada salahsatu sisi sor-soran.
Selain itu pusaka ini juga memiliki jenis pamor akhodiyat pada beberap bagian,
yaitu pamor yang menyala keperakan terang.
Secara umum konturnya lencir cekli, tetapi terlihat serasi.
Odho-odho atau sumbu tengah masih sedikit terlihat.
Karena berdhapur jaran guyang, maka tidak memiliki tikel alis,
hanya terdapat blumbangann saja.
Gandhiknya hampir rata bilah, mirip gandhik jalakbuda.
Gonjonya wilut, dengan permukaan bagian bawah guweng/ cembung tidak datar
Gulu meled-nya pendek.
Bagian bawah gonjo berpamor dan masih terdapat pangselan/
lubang tindhik pesi.
Panjang wilah 29cm
Panjang pesi hanya tersisa 3,5cm karena terkorosi termakan usia.
Walaupun begitu tetap kokoh dan relevan untuk dipakai sebagai pusaka.
Pusaka disandangi warangka ladrang lamen (kuno) kayu trembalu
wanda (bentuk gaya) "kacir" dengan bagian ujung membusur naik keatas.
Pendhok blewahan tembaga pepatran sulur dan daun.
Deder timoho lamen (kuno) dengan potro ceceg-an indah, dan krawangan tiga titik.
Tangguh estimasi Majapahit
Telah berpindah status kepemilikan












Dhapur Jaran Guyang terkadang disalah hubungkan dengan mantra pengasihan/ pelet Jaran Goyang.
Kenyataannya bahwa dhapur Jaran Guyang memiliki angsar tuah yang baik untuk seorang pengabdi.
Pembersihan diri dan kembali bersemangat kerja tinggi ( dan ber inovasi, memaksimalkan usaha ),
bagaikan kuda yang segar kembali setelah dimandikan = jaran di guyang.
Selain itu, jaran guyang juga merepresentasikan kesetiaan dalam mengemban tanggungjawab hingga tercapai tujuan. 




























FYI: Yang mengaku tangguh Majapahit banyak, tetapi yang memiliki kesesuaian ciri khas kentalnya sangat langka .