Pusaka tindih dhapur Pedang LarBango Estri
Dengan ciri khas seperti bentuk LarBango tetapi tidak menggunakan
ricikan sogokan, tanpa jalu, dan tanpa tikel alis susun, dan ukurannya lebih kecil.
Temuan Sungai Brantas
LarBango Estri ; pada kalangan pecinta pusaka temuan dahulu generasi '80 - '90 an
juga dikenal dengan sebutan Pedang Tengkek ataupun Pedang Sikil Menjangan
karena bentuknya mirip tungkai belakang rusa.
Pedang ini merupakan salahsatu dhapur pedang Nusantara yang indah.
Pedang ini banyak menghiasi kisah pada relief Candi Palah (Penataran) yang dibangun sejak era Kadiri, diteruskan era Singhasari, dan diselesaikan era Majapahit. Selain itu juga terdapat pada relief candi-candi di lereng Gunung Penanggungan ( Pawitra ).
Secara fisik, walaupun panjang pedang ini enak digerakkan dan responsif.
Kontur sudut lengkung yang benar dan indah membuatnya seimbang, mencerminkan estetika dan fisika rancang bangun yang baik.
Memiliki dua sisi tajam dan satu punggung tumpul.
Pangkal sor-soran ramping lalu membesar setelah punggungnya berakhir.
Ujung wilah ber odho-odho tegas.
Mengapit kruwingannya dan berhenti lalu menjadi sisi tepi punggungya.
Tidak terdapat lengkung yang terkesan wagu ( aneh ) seperti Lar Bango versi KW.
Materi pedang ini seperti pusaka pedang Nusantara umumnya, keras dan kokoh tetapi tidak terlalu berat untuk diayunkan.
Wilah tidak mudah bengkok, keras tetapi sedikit lentur.
Berpamor semu sawethu-wethune yang terbentuk dari iron carbide.
Pada bagian sisi tajam terdapat warna gelap pertanda
bekas "quenching" / pengerasan/ sepuhan.
Panjang wilah/ pesi : 40cm / 9cm
Pusaka disandangkan warangka (sheath) kayu dengan ornamen bermotif patran sulur.
Deder / danganan kayu dengan ornamen logam motif meniran/ granulasi.
Tangguh estimasi Singhasari.
Telah berpindah status kepemilikan
atau klik disini.