Pusaka tindih dhapur Pangot.
Temuan sungai Brantas, otentik.
Pangot , di daerah lain juga disebut sebagai pisau serut, pisau pengutik.
Secara umum bentuk unik seperti tetes air.
Terdapat ricikan sogokan di dekat punggungnya, asli bawaan pusaka. Patina masih menyelimuti bagian ini.
Begitu pula dengan ricikan kruwingannya, terkesan dalam dan serasi menghimpit sogokannya ( tidak terpotong sogokan ).
Pangkal wilah bawah dekat pesi terdapat greneng semacam daun atau gundukan susun tiga.
Pesi persegi.
Pusaka disandangkan deder/ danganan tanduk menjangan.
Sarung (sheath) dibuat dari kulit asli.
Panjang total dengan dedernya 27cm.
Tangguh estimasi Singhasari.
Pangot umumnya dahulu digunakan para resi/ pandhita untuk menoreh aksara atau menghaluskan maupun mengukir lembar lontar.
OTENTIK original/ asli, silahkan dicermati wilahnya; lengkap unthuk cacing korosi alami, lapisan patina alami.
Pangot adalah pusaka yang banyak berjasa bagi sejarah Nusantara.
Tak terhitung jumlah lontar, kitab, serat, babad, kropak, macapat, panji, astronomi, ramalan, pengobatan medis, dan karya sastra lain baik bersifat sejarah, pujian, maupun ajaran wejangan yang dituliskan menggunakan pangot.
Pangot turut berjasa mengiringi sejarah kejayaan bangsa kita.