Pusaka keris dhapur Sengkelat/ luk 13.
Pamor pedharingan kebak (tempat beras terisi penuh)
cenderung berkombinasi dengan pamor wos wutah.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak garing biru sawatawis.
Slorok baja tepi kelabu terlihat di sor-soran terutama
saat kondisi kering.
Menancapnya pamor dan lebar sor-soran mengingatkan
"rasa" gaya Tuban.
Walaupun keris Tuban ber-luk sangatlah langka.
Pasikutannya merbhawani dan prigel (tangkas).
Dengan luk nya yang tidak terlalu rengkol,
sarpa lumampah ( bagai ular berjalan ).
Pembagian luknya semakin rapat seiring menuju ke pucukan.
Wilahnya gilig ngelimpa tapi tetap ber odho-odho tegas
( dapat kita amati jelas saat diminyaki ).
Pada bagian sor-soran, cekungan tikel alis dan sraweyan
melaju keatas dengan tegas seakan membentuk kruwingan.
Menambah kesan gagah merbhawani berotot.
Blumbangannya dalam.
Sogokannya dalam dan lebar, tetapi walau berusia, tetap sogokannya
tidak bolog terkorosi.
Begitu pula dengan kembangkacangnya,
menggelung wayang indah utuh.
Teramat sangat langka dan indah,
mengingat umumnya kondisi sengkelat sudah berlubang
sogokannya dan korosi kembangkacangnya.
Sirah cecaknya bagai cicak melahap mangsa.
Bagian bawah gonjo terdapat ornamen kinatah (tinatah /ditatah)
emas motif pepatran lung-lungan sekar.
Wedana satu (kinatah sisi bawah saja).
Panjang wilah/ pesi: 35,5cm /7cm
Pusaka masih memakai warangka bawaan pemilik sebelumnya:
gayaman Jogja gandar iras (tanpa sambungan/ monocoque)
kayu trembalu lamen.
Deder kayu gembol jati.
Mendak meniran perak asli lamen/ kuno
(bukan casting cor buatan baru).
Pendok perak asli lamen/ kuno, ada sedikit penyok
dan sobekan sedikit tetapi otentik.
(bukan pendok tembaga disepuh /direkayasa seolah perak)
Tangguh estimasi Tuban (era) Majapahit.
Mahar Rp. 5.600.000
08 -123456- 9477
KONDISI DIMINYAKI: