Pusaka keris dhapur Putut/ puthut.
Pamor pedharingan kebak ( Jawa: tempat beras terisi penuh )
dengan terselip pamor telogo membleng pada salahsatu blumbangan.
Pasikutan wingit lan prigel.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak.
Menancapnya pamor meleleh, luluh.
Posturnya pendek, tetapi bukan patrem ( baca foto ulasan Putut ).
Wilahnya lebar pipih.
Gandhiknya berbentuk stilasi putut dengan tangan di depan dada.
Puthut atau cantrik artinya resi/ pertapa muda.
Pada bagian wilah terdapat ukiran simbol dan inkripsi.
- bagian atas simbol berbentuk payung songsong/ tedung dengan tangkai lurus
( pada jaman dahulu belum ada payung modern dengan tangkai bengkok )
- bagian bawah terdapat inkripsi huruf Kawi/ Jawakuna
( tidak menggunakan hanacaraka, karena hanacaraka tergolong baru, diciptakan oleh Sultan Agung, dan baru digunakan di era nom-noman )
Sirah cecaknya kecil.
Buntut cecaknya nguceng mati ( seperti ekor ikan mati ) khas Pajang.
Bagian bawah gonjo berpamor seperti untaian selendang.
Panjang wilah/ pesi: 21cm / 6cm.
Pusaka disandangi warangka;
sandang walikat iras ( tanpa sambungan/ belahan, dari satu balok utuh )
kayu galih gembol berpelet alami indah.
Deder stilasi bentuk puthut dengan tangan di depan dada.
Tangguh estimasi Pajang
Telah berpindah status kepemilikan