Kamis, 29 September 2022

SOLD 30 Sept/ Luk 11 - Singhasari

 
Pusaka keris tindih dhapur luk 11. 
Sejak abad 18-19 bentuk seperti ini disebut dengan Sabuk Inten (Berdasarkan serat Centhini).
Entah dahulu di masanya disebut dengan istilah/ nama apa, tentunya dulu masih menggunakan istilah dalam bahasa Kawi / Jawakuna.
Temuan sungai Brantas, otentik.
Pasikutannya merbhawani dan dhemes.
Sangat mencerminkan estetika dan rancang-bangun yang indah.
Dari detail yang bisa kita amati, akan jelas bahwa tidak dibuat dengan asal-asalan,
semua ricikan memiliki konsep proporsi yang benar.
Luk nya terkesan rengkol tetapi taktis.
Pembagian jarak luknya mengecil menuju ujungnya.
Sepanjang wilah ber odho-odho menyiku jelas dan tegas.
Odho-odho ini menjadi janur yang diapit sogokan yang dalam dan rapi.
Blumbangannya dalam, dengan tinggi gandhik 1 1/2 tinggi sirah cecaknya.
Tikel alis dan sraweyannya dalam dan jelas, melaju keatas
menjadi gusen sampai luk ketiga. Hal ini turut membuat pusaka ini tampak berotot kekar.
Kembangkacangnya besar, dan ujungnya (selalu) dipangku oleh lambe gajahnya.
Gonjo wilutnya indah serasi tidak meragu.
Sirah cecaknya besar, masih terlihat garis lidah susunnya.
Bagian bawah permukaan gonjonya cembung, tidak rata, di JawaTimur disebut "guweng".
Panjang wilah/ pesi: 35cm/ 7cm.
Beberapa bagian masih nampak berselimut patina alami, ngilap asli.
Patina turut mengawetkan bentuk aslinya yang bisa kita pelajari.
Bagian pesi masih berselimut getah damar dan sisa kayu dedernya.
Dari bentuk kotor saat ditemukan, deder berbentuk belimbingan segi enam,
sebelum akhirnya kayunya kempos dan hancur.
Pusaka ini telah dibuatkan warangka sandang walikat baru.
Tangguh estimasi Singhasari.
Termahar, Bp D, Jkt