+++++ Banyak yang menyalah artikan pamor buntel mayit (gubet) adalah menakutkan, padahal makna filosofinya bagus. Buntel artinya melilit, mayit dari kata "mayat" ( sesuai bahasa kawi/ Jawa Kuno ) yang artinya miring. Sehingga arti harfiahnya melilit naik keatas seperti ulir sekrup. Sedangkan makna filosofinya adalah semangat untuk memfokuskan pada usaha kita untuk naik keatas puncak keberhasilan.
Nenek moyang selalu mewariskan yang terbaik untuk anakcucu generasi penerusnya,
leluhur kita sangatlah cerdas dalam bahasa simbol.
Tiap warisan budaya memiliki pesan luhur yang kompleks.
Untuk diapresiasi, dipahami, dan dilaksanakan pengejawantahannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pusaka dhapur Mahesa Lajer/ Kebo lajer
Pamor Gubet/ Buntel Mayit - original ; langka.
Bolak-balik, pamor menyambung sampai pesi.
Pasikutan prigel, lincah.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak.
Masih terdapat slorok baja kelabu pada tepi; otentik original,
tidak seperti gubet yang beredar; hanya ditempa ulir saja.
Logam tiga warna; kelabu slorok, putih pamor, dan hitam aten (besi ati).
Gandhik kecil membulat dengan gulu meled panjang, posisi pesi di tengah, khas tangguh kulonan.
Panjang wilah/ pesi: 26cm / 5cm
Tergolong ukuran medium tetapi masih serasi dan proporsional perbandingan ukurannya.
Warangka gayaman Jogja timoho lamen pelet alami.
Mendak lamen (kuno) dengan deder timoho lamen juga.
Tangguh estimasi Pajajaran.