Sesuai budaya Nusantara, hakikat keris juga merepresentasikan kematangan jiwa seseorang. Keris dibuat dari materi pilihan, besi ditempa, dimatangkan, dimurnikan menjadi baja, dengan dihias garap ricikan dan pamor. Secara filosofi mencerminkan perkembangan manusia; ditempa kerasnya hidup, memurnikan jiwa, mengasah kepekaan dan wawasan, dihias dengan budi pekerti luhur, agar menjadi jiwa yang lebih baik.
Keris, sebagai senjata tikam, pada awalnya adalah media untuk bertahan hidup dari binatang buas dan orang jahat. Suatu alat untuk berkelangsungan hidup. Jadi pesan-pesan nilai-nilai luhur direkam pada filosofi bentuk ricikan, makna pamor, dhapur, arah lipatan, dan sebagainya. Banyak sekali makna ricikan dan pamor yang menarik untuk kita pelajari.
Harapan leluhur adalah mewariskan pesan-pesan moral ini, agar generasi berikutnya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan mennjadi manusia yang bijaksana dan bernurani. Memahami setiap permasalahan kehidupan dengan kepekaan dan pemahaman yang positif.
Salam budaya tosan aji
Kerisalbum