Pusaka dhapur Kebo Lajer/ Mahesa Lajer
Pasikutan wingit
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak
dengan menancapnya pamor luluh/ meleleh
Besi tiga warna;
- pamor putih
- slorok baja tepi kelabu kehijauan
- saton aten ( hati/ inti ) hitam
Pamornya tergolong Rojogundolo tiban
yaitu menyerupai sosok wajah mahluk menyeramkan.
Bilahnya sedikit terkorosi di bagian tengah atas.
Gandhiknya tinggi khas dhapur kebo lajer
Blumbangannya dangkal.
Gonjonya nyebit lontar ( rontal / ron= daun; tal= siwalan ).
Pesinya memiliki celah pamengkang jagad asli
( yang terjadi dari proses penyepuhan/ quenching ).
Pesi ini berakhir dengan puntiran ( ulir )
dan ujungnya (semestinya dulunya) berlubang, tetapi sudah terkorosi.
Konon, keris-keris dengan ujung puntiran dan berlubang
adalah ciri khas pusaka buatan empu Jaka Sura di masa mudanya.
Tetapi dalam hal ini penilaian adalah subyektif saja, hanya
turut menguri budaya tutur utnuk menambah wawasan budaya kita.
Panjang wilah/ pesi: 32cm/ 7cm
Pusaka oleh pemilik sebelumnya
disandangi warangka gayaman Solo lamen,
kayu timoho pelet alami ( akan terlihat indah jika digosok
ulang, ditambal dirapikan, dan dipernis ulang).
Deder ukir potro megamendung
dengan mendak kempleng lamen/ kuno.
Tangguh estimasi Tuban (era) Majapahit
Telah berpindah status kepemilikan