Rabu, 17 November 2021

SOLD 17 Nov/ Luk 11 Sinerasah

 

Pusaka tindih keris dhapur luk 11 ( Sabuk Inten ? )
Entah dahulu di jaman Singhasari nama dhapurnya apa, karena istilah "sabuk" tidak
ada di bahasa kawi/ Jawa Kuna yang digunakan saat itu. Penamaan dhapur yang kita 
kenal sekarang berasal dari era Mataram muda.
Temuan Sungai Brantas, otentik.
Pasikutan dhemes. cantik.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak ngunthukcacing.
Menancapnya pamor mengambang.
Pamornya Wos Wutah, ngerawit, detail rumit dan muyeg
di beberapa bagian.
Secara umum keadaan masih utuh.
Luknya tidak rengkol, dan tidak terlalu kembo.
Pembagian luknya seimbang, tidak terlalu mengecil menuju ujung.
Sepanjang wilah ber odho-odho tegas menyiku,
dari ujung landhep hingga menjadi janur.
Janurnya seperti llidi, diapit dua sogokan yang terukir rapi dan dalam.
Walaupun dalam, tidak sampai berlubang tembus walau terkorosi.
Selain sogokan, tikel alis dan blumbangan juga dalam.
Kembangkacangnya kecil menggantung diatas,
dipangku oleh lambe gajahnya yang berada di tengah gandhik.
Bagian sor-soran berhias sinerasah yang merupakan ornamen emas inlay
dengan gaya flat atau datar; yang banyak ditemui pada
tangguh-tangguh Singhasari, Kadiri, dan bahkan Kahuripan atau lebih tua.
Sinerasahnya emas, bukan kuningan, kuningsari, atau apapun istilahnya.
Sinerasah pada gandhik (panji wilis) dan bawah gonjo termasuk wedhana tiga.
Baik gonjo maupun gandhik, ornamen sinerasah bermotif pepatran sekar.
Bagian lubang gonjo masih terdapat pangselan / lubang tindhik pesi.
Pesinya persegi/ kotak.
Panjang wilah/ pesi: 35cm/ 7cm
Pusaka dibuatkan warangka sandang walikat dengan deder Jogja kemuning lamen.
Sedangkan mendaknya masih mempertahankan mendak bawaannya,
asli otentik buatan era tersebut. ( dengan sedikit perbaikan lem, karena mendak terlepas
saat dicuci ).
Tangguh estimasi Singhasari akhir/ peralihan ke Majapahit.
Mahar Rp. X.000.000 
Termahar, Bp. KS, Smg