Pusaka keris dhapur Jalak Sangu Tumpeng
Pasikutan dhemes.
Pamor pedharingan kebak ( tempat nasi terisi penuh ).
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak.
Menancapnya pamor mengambang.
Besi tiga warna, slorok baja tepi kelabu, pamor putih,
dengan besi aten/ hati/ inti berwarna hitam legam.
Kontur wilah nggodhong pohung ( gembung daun singkong )
dengan pinggang ramping.
Sepanjang wilahnya ber odho-odho tegas menyiku
sehingga membuatnya lebih berotot.
Blumbangan dan tikel alis tidak terlalu dalam.
Gandhiknya dibentuk serasi dengan sisi depan sedikit cekung,
membuatnya tampak dhemes ganteng.
Panjang wilah/pesi: 33cm / 5cm.
Pusaka disandangkan warangka gayaman mangkurat Jogja
kayu sonokeling,
Pendok slorok Jogja silih asih motif ron pakis.
Mendak meniran melengkapi dedernya.
Tangguh estimasi Mataram.
Termahar, Bp TB, Tgl
Jalak adalah hewan khas Nusantara, sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia Nusantara. Bahkan banyak kita temui burung jalak di puncak gunung menunjukkan jalan bagi pendaki tersesat, dianggap sebagai burung yang sakral dan disucikan.
JST digambarkan burung kecil yang kuat membawa tumpeng; bermakna filosofi harus cerdik, taktis, bersemangat penuh, walau dengan segala keterbatasan dapat membawa kemakmuran untuk keluarga/ warga sekitarnya.
