Pusaka keris dhapur Brojol.
Pamor Tirtotejo ; yang disebut juga Udan Mas Tiban.
Pamornya ngerawit, terurai rumit dan detail kecil-kecil.
Pasikutan wingit.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak halus.
Pusaka tangguh Segaluh otentik cukup langka dan unik.
Dengan ciri khas gandhiknya yang sangat menonjol /menjorok ke depan.
Besinya keras dan padat.
Tintingan nyaring mendengung lama, matang tempa.
Wilah ngelimpa dengan slorok baja menghias tepinya,
sesekali tampak slorok tercampur sampai ke tengah wilah.
Jika garis gonjo disejajarkan horisontal, akan terlihat jelas jika
condhong leleh ( derajat menunduknya ) sangat ekstrim.
Blumbangannya lebar dan dangkal.
Sirah cecaknya kecil, dengan gulu meled sangat panjang.
Gonjonya wuwung ( atap rumah = trapesium ), tidak nyebit rontal.
Pada bagian bawah gonjo masih terdapat lubang tindhik pesi/ pangselan
dua ( depan dan belakang ).
Panjang wilah/ pesi: 31cm/ 7cm
Pusaka disandangkan warangka bawaan pemilik sebelumnya:
warangka gayaman Solo lamen ( kuno ) kayu timoho pelet sampir alami.
Deder tayuman ( tenggelam air ) lamen, unyeng "satrio wibowo".
Pendok blewahan lamen apa adanya.
Tangguh estimasi Segaluh ( sebelum Pajajaran )
Termahar, Bp. H. Hr, Bks
*) Pamor udan mas/ udan mas tiban selain dipercaya membawa rejeki bagi pemiliknya;
juga memiliki makna filosofi: mengingatkan kita untuk selalu membantu sesama yang membutuhkan;
bagaikan memberi hujan bagi tumbuhan. Perbuatan baik ini menjadikan kita pribadi yang lebih mulia (emas).
Bantuan tidak hanya berupa materi, bisa berupa nasehat, pengetahuan, kesediaan mendengarkan, bahkan bantuan tenaga.
