Pusaka (tindih) tertua yang teruji secara ilmiah.
Berusia 1739 tahun (diuji 2017).
Saat ini tahun 2024, sehingga usianya 1746 tahun
Jika dikonversikan setara tahun 278-300 Masehi / abad ketiga.
Dilengkapi dengan sertifikat analisis pengujian isotop nuklir radiokarbon.
Jika dikonversikan setara tahun 278-300 Masehi / abad ketiga.
Dilengkapi dengan sertifikat analisis pengujian isotop nuklir radiokarbon.
Dengan usia mendekati dua ribu tahun, sungguh merupakan suatu kehormatan, kabanggan, kepuasan dan kebahagian yang bercampur dengan haru atas lestarinya pusaka ini. Sebagai bukti otentik yang benar-benar teruji secara ilmiah, saksi fisik dari peradaban Nusantara di awal masehi.
Usianya yang teruji ilmiah menunjukkan lebih tua dari Kerajaan Kutai, bahkan lebih tua dari artefak, prasasti, maupun candi, dan artefak kesejarahan negeri ini.
Jika dibandingkan dengan linimasa sejarah dunia, tahun 278 masehi ini sejaman dengan:
- masa kekaisaran Claudius Romawi
- masa kekaisaran Chandra Gupta di India
- masa Dinasti Wei yang terbagi menjadi tiga kerajaan / Samkok ( Three Kingdom )
- masa awal kerajaan Kutai dan juga awal kerajaan Tarumanegara
Demikian apresiasi berdasarkan pengujian radiokarbon ini kami sajikan bukan karena pongah , melainkan hanya karena rasa bangga dan haru, bahwa di Negeri ini masih tedapat benda kongkrit berupa pusaka pedang yang usianya mendekati dua ribu tahun. Tentunya dengan adanya pedang khadga ini membuktikan peradaban negeri ini pada jaman dahulu sudah sangat maju, tercermin pada teknologi metalurginya. Sama halnya dengan seni sastra pada prasasti dan lontar, menuliskan peraturan maupun kisah dengan bahasa puitis. Sama halnya dengan candi, pembuatan tempat pemujaan maupun pendharmaan dengan segenap aturan mandala, lengkap dengan penataan teknik geologis, arsitektur, dan estetika.
Kesemuanya menunjukkan betapa tinggi peradaban budaya negeri ini, tidak se-primitif penuturan doktrin penjajah.
Dapatkan solusi kemudahan pembayaran melalui kredit/ cicilan maupun melalui Paypal:
*) Metode yang digunakan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) adalah menguji C14 dengan menembakkan isotop nuklir pada karbon (abu jenuh) materi organik yang melekat pada pedang.
Pengujian dilakukan pada tahun 2017.