Pusaka keris dhapur Tilam Upih
Pasikutan dhemes, mriyayeni.
Lipat tempa spasi rapat, tekstur nyabak halus.
Menancapnya pamor meleleh.
Dengan besi berkerlip.
Pamor Catur Warno ( empat macam pamor ):
- Pada bilah berpamor Jung isi dunya ( kapal isi harta )
- Sor-sorannya berpamor lintas mas
- Sor-soran sisi baliknya berpamor putri kinurung.
- Bilah sisi ini berpamor pulo tirto,
- Yang dikombinasi pamor banyu mili.
Dapat kita pahami bahwa sang eMpu benar-benar piawai dan
mencoba unjuk kemampuan dalam menggabungkan dua teknik tempa
( teknik tempa mlumah dan tempa miring dalam satu bilah ).
Tintingan nyaring, dengan bobot ringan tetapi kokoh.
Kontur bilah sedikit nggodhong pohung ( gembung daun singkong ).
Gandhik tinggi tetapi tidak menonjol ke depan.
Tikel alis dalam dan jelas.
Sirah cecak seperti cicak menangkap mangsa.
Ekor cecak nguceng mati.
Panjang wilah/pesi: 34cm/ 7cm
Dhapur-dhapur lurus pada tangguh Sultan Agung cukup jarang,
apalagi didukung dengan tempa luarbiasa, tentu akan membawa kebanggan
dan kepuasan tersendiri.
Pusaka disandangkan warangka ladrang capu Nyagak Talang Jawatimuran
(dengan ciri khas bagian godhong menjulang keatas) lamen kayu timoho pelet alami.
Pendok blewahan Jawatimuran.
Deder tayuman.
Tangguh estimasi Mataram Sultan Agung.
Termahar, Bp. An, Mlg