---EDISI MURMER ---
Pusaka tindih dhapur pangot.
Temuan sungai Brantas.
Panjang total 14cm
Logamnya keras dan kering.
Uniknya, pada salah satu bagian pangkal terdapat
rajah atau inkripsi berbentuk bintang/ lintang.
Kondisi bilah pada satu sisi bersih, sisi satunya melekat pasir keras.
Sisi yang mengandung pasir biasanya menunjukkan posisi awal menghadap ke permukaan sungai.
Berdasarkan serat "Sanghyang Siksakanda ng Karesian" ( buku aturan menjadi resi, yang ditulis pada era kerajaan Galuh ) , pangot atau pengutik adalah senjata yang dibawa oleh resi.
Pusaka pangot ini berkontur pendek, mudah diselipkan atau dibawa-bawa.
Pangot adalah pusaka yang banyak berjasa bagi sejarah Nusantara.
Tak terhitung jumlah lontar, kitab, serat, babad, kropak, macapat, panji, astronomi, ramalan, pengobatan medis, dan karya sastra lain baik bersifat sejarah, pujian, maupun ajaran wejangan yang dituliskan menggunakan pangot.
Pangot turut berjasa mengiringi sejarah kejayaan bangsa kita.
Masih original/ asli, silahkan dicermati wilahnya, OTENTIK.
Dimaharkan sesuai keadaan aslinya, karena nilai keaslian dan kelangkaannya semakin tinggi, semakin indah dan bernilai utk dikoleksi / dirawat, maupun untuk edukasi/ pembelajaran.
Tangguh estimasi Singhasari.
Mahar Rp. 250.000 ( free ongkir Jawa-Bali ) --> bonus belati selongsong di halaman bawah
08 -123456- 9477
Umumnya pusaka-pusaka budho rinajah simbol-simbol benda, ornamen,
atau aksara Kawi ( JawaKuna ). Bahkan di era Majapahit, Pajang, dan Mataram Senopati, masih menggunakan aksara Kawi/ Jawa Kuna.
Justru sangatlah mencurigakan jika pusaka kabudhan memiliki rajah Hanacaraka, karena aksara Jawa Hanacaraka baru digunakan sejak era Mataram Sultan Agung ; sampai sekarang.
***** BONUS --- BELATI PESI SELONGSONG *****